Menurut American Institute of Ultrasound in Medical (AIUM), pemeriksaan USG tidak berbahaya bagi ibu hamil maupun janin dalam kandungan. Alat USG tidak memancarkan sinar radiasi, tetapi memanfaatkan gelombang suara untuk melihat janin dalam kandungan. Gelombang suara yang dipantulkan oleh tubuh janin akan direkam dan diubah menjadi gambar oleh alat USG.
Saat ini pemeriksaan USG 3D/4D begitu populer di masyarakat. Namun sebuah pertanyaan salah seorang suami pasien yang sedang mendampingi istrinya USG, masih terus menggelitik ingatan saya, "Yang satu lagi dimensi apa Dok?"
Benar juga sih kalau dia penasaran. Sejatinya di dunia ini hanya terdiri dari tiga dimensi. Lalu yang satu lagi dimensi apa?
Berbicara mengenai USG 4D, tentulah tak dapat dipisahkan dari para pendahulunya, USG 2D dan USG 3D. USG 2D adalah USG yang paling sering Anda lihat di layar monitor saat Anda diUSG. Sementara USG 3D padahakekatnya merupakan teknik penggabungan tiga potongan sumbu X, Y dan Z (multiplanar) yang direkonstruksi oleh komputer sehingga terbentuklah gambar 3D.
Jika pada USG 2D kita hanya dapat melihat gambar dari satu potongan (sumbu), maka dalam gambar USG 3D kita dapat melihat objek yang di USG dalam bentuk foto. USG 4D adalah foto yang bergerak. Jadi satu dimensi lagi yang ditanyakan oleh pasien tersebut adalah dimensi waktu.
Hal ini dimungkinkan karena perkembangan terakhir unit kalkulasi rekonstruksi 3D mencapai frame rate 20 image per detik. Bahkan perkembangan terakhir telah mencapai frame rate 40 image perdetik.
Jika janin yang di USG maka Anda akan dapat melihat gerakannya di layar monitor. Anda juga bisa meminta gambar tersebut untuk di pindahkan ke CD sebagai dokumentasi sehingga Anda dapat memutarnya kembali di rumah.
Perlukah USG 3D/4D?
Pemeriksaan USG 2D pada umumnya sudah cukup memadai untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Kecuali jika terdapat kelainan tertentu, karena alat USG 3D/4D pada umumnya memiliki kemampuan dalam menhasilkan gambar dengan resolusi yang lebih tinggi selain kemampuannya untuk menghasilkan gambar 3D. Dengan teknik 3D/4D memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail pada anatomi janin dan pada beberapa kelainan memberikan kwalitas gambar yang lebih tinggi. Biasanya dokter akan merekomendasikan Anda mengenai perlu tidaknya pemeriksaan tersebut. Namun jika Anda sangat ingin mengintip janin Anda sebelum lahir, Anda dapat meminta USG 3D/4D kepada dokter yang berkompeten.
Manfaat USG 3D/4D :
1. Memungkinkan dokter untuk mengevaluasi prilaku janin.
2. Memperjelas deteksi kelainan struktur janin.
3. Memperlihatkan gambaran sekilas janin di dalam rahim sehingga meningkatkan keterikatan emosi ibu dan janin.
4. Membantu menjelaskan kelainan struktur janin.
Kapan sebaiknya USG 3D/4D?
Jika tujuan Anda untuk melihat janin, biasanya dokter menyarankan pada usia kehamilan 28 minggu. Pada saat itu organ-organ janin telah terbentuk sempurna, lemak di tubuhnya pun sudah cukup tebal sehingga dia akan terlihat lebih lucu dan chubby dan janin padan usia tersebut masih memiliki cukup ruang untuk bergerak. Hingga gerakan-gerakan yang direkam akan mengesankan, seperti menguap, menjulurkan lidah, menghisap jempol, memainkan tali pusatnya dan banyak lagi. Namun jika Anda tidak sempat melakukan USG 3D/4D pada usia kehamilan 28 minggu, rentang usia kehamilan 25-30 minggu memberikan hasil yang cukup optimum.
Hasil
Tidak semua pemeriksaan USG 3D / 4D memberikan hasil baik, dalam arti sesuai dengan yang kita harapkan. Berbagai faktor mempengaruhi hasil pemeriksaan USG 3D / 4D, diantaranya :
1. Ketebalan kulit ibu. Semakin tebal kulit ibu, semakin kecil gelombang ultrasound yang sampai ke janin, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
2. Banyak sedikitnya air ketuban dan tingkat kekeruhannya. Air ketuban berperan sebagai window dalam pengambilan USG 3D/4D.
3. Posisi janin dan usia kehamilan.
4. Keahlian operator dan alat yang digunakan.
Sumber:
* blog dr. Didi
* dr. Steven Mandang Sp.OG
* Kurjak et al, 4D sonography in prenatal diagnostic
* dan berbagai sumber lain
Ulrtasound dalam aplikasi medis telah dikenal luas sebagai pencitraan image dalam tujuan untuk menegakkan diagnosa. Namun pemanfaatan ultrasound medis tidak terbatas sampai di situ.
Beberapa contah penerapan contoh penerapan lain ultrasound medis adalah:
- Shock-wave lithotirpsy, dimana batu empedu dan batu ginjal dihancurkan dengan energi tinggi ini.
- Treatment arthropathies, dimana panas pada dosis yang tepat dibawa ke persendian melalui alat radiasi ultrasonik.
- Ultrasnic atomizer, menghancurkan medicaments dalam molekul partikel dengan memanfaatkan frekwensi tinggi vibrasi akustik.
Pemanfaatan terbaru sedang dikembangkan oleh Massachusetts Institute of Technology, dimana para peneliti telah sukses membawa medicaments melewati kulit ke dalam tubuh dengan memanfaatkan frekwensi rendah ultrasound, seperti sejenis ultrasonic diffusi.